Hasil Kreasi Memasak Ugahari "Getuk Singkong" |
Karakter, salah satu issue
penting dalam dunia pendidikan. Apalagi dalam Kurikulum 2013 juga didengungkan
karakter abad 21. Pendidikan karakter diupayakan
masuk dalam seluruh mata pelajaran. Sekolah dapat juga menambahkan jam
pelajaran tersendiri untuk pendidikan karakter, terutama untuk sekolah yang
rentang waktu belajar cukup lama, lebih dari 7 jam atau dikenal dengan full day school. Banyak kegiatan yang
dapat dilakukan untuk mengisi jam pelajaran karakter. Salah satunya adalah
memasak. Memasak dilakukan secara kelompok dengan tema ‘memasak ugahari’. Karena
waktu yang terbatas, siswa memasak kudapan (snack). Bahan-bahan utama
menggunakan bahan pangan tradisional untuk mengangkat kearifan lokal. Pilihan
bahan pangan yang akan dimasak adalah singkong, beras, ubi, jagung, dan beras
ketan. Kelompok dapat menggunakan bahan asli atau yang sudah dalam bentuk
tepung. Dalam kegiatan ini siswa ditantang untuk membuat olahan yang kreatif,
inovatif,
dengan tetap mengutamakan prinsip ugahari. Ugahari mempunyai arti
keserhanaan, secukupnya, tidak membuang-buang, mengupayakan yang ada, tidak
berlebihan. Dengan memasak ugahari ditanamkan karakter agar siswa perlu
berjuang untuk memasak dari bahan-bahan mentah dan setelah matang seluruh siswa wajib menghabiskan makanan yang sudah
dibuat.
Siswa-siswa cukup kreatif dalam
membuat menu makanan. Ada yang membuat jajanan pasar yang sudah umum dibuat
dengan beberapa inovasi. Jajanan pasar tradisional seperti klepon, candil,
bubur ketan hitam, ubi goreng dan lain-lain. Beberapa inovasi dari bahan utama
beras pada beberapa kelompok berikut:
- kelompok
yang mengolah menjadi bubur ayam dengan telor setengah matang dengan bahan
utama beras,
- kelompok
yang membuat bubur sumsum dari tepung beras
- kelompok
yang mengolah beras menjadi nasi dan membentuk seperti sushi , tetapi
sushi dengan cita rasa local, karena diisi dengan teri dan sambal, mereka
menyebutnya ‘sego gulung’.
Inovasi bahan juga tampak pada
jagung, ada yang mengolah menjadi pudding jagung aneka rasa dari tepung jagung,
dan kelompok yang membuat kudapan jagung bakar special dengan bahan utama
jagung.
Selain inovasi jenis kudapan yang
dimasak, siswa dalam kelompok juga memikirkan penyajian kudapan yang sudah
matang (plating). Atau jika digabungkan dengan mata pelajaran ekonomi atau kewirausahaan
entrepreneurship dapat juga
dipikirkan kemasan packaging dan label atau merk untuk dijual.
Contoh keativitas siswa yang
muncul dari penyajian adalah kelompok dari bahan singkong. Mereka membuat
kudapan yang cukup umum yaitu gethuk singkong dengan isi gula merah dan keju
dan kripik singkong. Yang menjadi menarik adalah gethuk singkong dibuat cetakan
seperti ikan dengan sisiknya dari kripik singkong. Dengan penyajian yang
kreatif, pertama kali melihat orang tidak akan menyangka kalau kudapan tersebut
adalah gethuk.
Kegiatan memasak ugahari
membutuhkan perencanaan yang matang, Juga perlu didukung sarana dan prasarana
yang memadai dan cukup untuk seluruh kelompok. Ketersediaan air bersih dan
wastafel untuk mencuci peralatan perlu dipersiapkan. Total waktu yang
diperlukan adalah 4 jam pelajaran (4 x 45 menit). Dua jam pelajaran diminggu
pertama digunakan untuk pembagian kelompok dan perencanaan memasak. Dua jam
pelajaran di minggu kedua digunakan untuk praktik memasak dari yang sudah
direncanakan.
Agar lebih bermakna dan
mempersiapkan siswa masuk ke dalam globalisasi yang penuh tantangan, kegiatan
memasak dibuat dalam bentuk kompetisi. Kelompok terbaik akan mendapatkan
hadiah. Tim juri dari bapak/ibu guru pengampu pendidikan karakter atau. dapat
dicari dari pihak luar agar lebih obyektif. Kriteria penilaian dibuat sesuai
kebutuhan misalnya persyaratan bahan pangan, biaya maksimal untuk bahan
tambahan, cita rasa, kreativitas penyajian, inovasi jenis kudapan, kebersihan,
dan lain-lain.
Foto-foto kegiatan memasak
ugahari saat jam pelajaran Pendidikan Karakter Tarakanita (PKT) kelas XII SMA
Tarakanita Gading Serpong pada tanggal Februari 2018 Tahun Pembelajaran 2017/2018:
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar