Sabtu, 30 September 2017

Pengembangan Diri dan Karakter Melalui Retret “Masa Depanku adalah Panggilanku”

Peserta Retret Berfoto Bersama
Salah satu program pengembangan diri yang sering dilakukan sekolah sekolah katolik adalah program retret. Retret merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk mengulang kembali perjalanan manusia selama kehidupannya. Berasal dari kata Re yang  berarti  kembali/mengulang. Dari bahasa Prancis berasal dari kata  Trahere yang berarti berjalan (bahasa Prancis le’ retraite berarti berjalan mundur, dalam bahasa Inggris to retreat yang berarti mundur). Menurut KBBI Online, retret merupakan khalwat mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari ketenangan. Retret bersifat universal untuk semakin mengenal diri sendiri sehingga semakin dekat dengan sesama dan Tuhan.

Pada tahun pembelajaran 2017/2018 retret SMA Tarakanita Gading Serpong diadakan untuk siswa kelas XII pada hari Senin – Jumat, 25 – 29 September 2017 bertempat di Rumah Retret Puspanita CB Jln. Cimande Bitung Sari Ciawi Bogor. Retret dibagi menjadi 2 gelombang yaitu Gelombang I kelas XII IPS dengan guru pendamping Pak Santo, Bu Agustin dan Bu Leli serta gelombang II kelas XII IPA dengan guru pendamping Pak Kelik, Bu Valent, dan Bu Tere. Pembimbing retret adalah Bapak Nikolas Saragih, S.Pd., NLP.,LoAc dan team yang beralamat di Jl. Budi Luhur 23 RT 06/RW 03 Cibening Bintara Jaya Bekasi Barat.

Acara retret berlangsung dengan baik, sesi yang cukup padat, dengan berbagai ragam kegiatan baik di dalam ruangan, maupun di luar ruangan, menjadikan waktu retret 3 hari 2 malam menjadi sangat singkat.
Mengambil tema ‘Masa Depanku adalah panggilanku’ sangat sesuai dengan siswa SMA yang berada di tingkat akhir, retret diisi dengan sharing, refleksi, membaca Kitab Suci, pemutaran film motivasi, dan misa kudus.
Menurut salah seorang peserta, Alvendo XII IPA 2 ada 3 hal baik yang ia dapatkan dari kegiatan retret ini yaitu menjadi bersikap lebih positif, semakin menyayangi dan menghormati orang tua serta lebih optimis menghadapi masa depan dengan mengembangkan bakat talenta yang dimiliki. Untuk sarannya sebaiknya diperbanyak kegiatan outdoor, di luar ruangan, karena lokasi retret memungkinkan untuk kegiatan di luar.
Dalam salah satu sesi mengenai Public Speaking, diundang Michael Pranajaya, seorang motivator, MC dan presenter yang bersertifikat. Menurut nara sumber, pada dasarnya semua orang tidak terkecuali dapat menjadi seorang pembicara. Yang dibutuhkan hanya 2 kunci saja yaitu berani mencoba dan terus menerus berlatih dan belajar untuk menjadi seeorang yang dapat berbicara di depan umum.
Retret ditutup dengan Misa Kudus yang dipersembahkan oleh Romo Agustinus Sunarya Sumarta SVD dari Keuskupan Bogor. Dalam homilinya Romo Naryo panggilan akrabnya menggunakan metode sulap yang sangat menarik sehingga pserta retret dapat mengikuti homili dengan baik. Romo Naryo menekankan 3 karakter yang harus dimiliki anak muda di era sekarang ini yaitu anak muda yang harus setia dalam doa dan pandai bersyukur, yang kedua adalah harus membuka mata, telinga, pikiran untuk mau mendengarka nasihat dari orang tua dan guru serta yang ketiga adalah anak muda harus mempunyai mental sebagai pejuang, pribadi yang tangguh menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Untuk mencapai 3 karakter di atas maka ada beberapa hal-hal yang harus dimiliki yaitu hidup dijalan yang lurus, mempunyai arah tujuan sebagai siswa berprestasi dan mengembangkan bakat dan talenta agar dapat memberikan kesejukan bagi orang tua tua dan sesama, sesalu bersedia memperbaiki diri, dan bersatu (teamwork)  dalam hal kebaikan. Dan yang terakhir hal yang terpenting, untuk menjadi orang hebat adalah selalu menjaga hati.
Berikut foto-foto dan video dari kegiatan retret:

 























































































































































































































 







































 









3 komentar: